Malayan Banking Bhd Malaysia, pemberi pinjaman terbesar di negara itu, telah meluncurkan unit manajemen aset Islam untuk memenuhi selera investor yang meningkat terhadap produk investasi yang sesuai syariah.
Sektor manajemen aset Islam secara bertahap membuat comeback setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi, setelah melihat total 88 dana dilikuidasi secara global dalam dua tahun terakhir karena pasar ekuitas yang merosot mengurangi minat investor.
Perusahaan seperti Threadneedle Investments Inggris, yang didirikan di Malaysia bulan ini, sekarang merencanakan dana Islam yang menyaring portofolio mereka mengikuti pedoman agama seperti larangan tembakau, alkohol dan perjudian.
Unit baru ini akan memanfaatkan jaringan lini bisnis grup Maybank, yang berkisar dari perbankan konsumen hingga asuransi syariah, serta kehadiran geografisnya di seluruh Asia.
“Mata rantai yang hilang dalam grup Maybank adalah manajemen aset Islam,” kata Nor Azamin Salleh, kepala eksekutif manajemen aset Maybank, Selasa.
Unit baru ini bertujuan untuk meluncurkan dana investasi bertema Asia menggunakan strategi investasi bottom-up, dengan produk yang akan dipasarkan terutama di Malaysia dan Indonesia, kata Salleh.
“Kami sedang mencoba membawa produk Asean plus Asia Utara. Pendekatan kami lebih di lapangan, pendekatan bottom-up,” katanya.
Awal bulan ini, Maybank mengakuisisi perusahaan manajemen aset Indonesia PT GMT Aset Manajemen, dan juga akan menjajaki peluang di Timur Tengah melalui saham Maybank Investment Bank di Anfaal Capital Arab Saudi, Salleh menambahkan.