SAO PAULO (REUTERS) – Brasil pada Jumat (29 Juli) melaporkan kematian terkait cacar monyet pertama di luar benua Afrika dalam wabah saat ini, tak lama sebelum Spanyol mengkonfirmasi kematian pertama yang diketahui di Eropa dalam wabah di kemudian hari.
Korban Brasil adalah seorang pria berusia 41 tahun yang, menurut kementerian kesehatan, juga menderita limfoma dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
“Komorbiditas memperburuk kondisinya,” kata kementerian itu, menambahkan pasien dirawat di rumah sakit di kota tenggara Belo Horizonte dan meninggal karena syok septik setelah dibawa ke unit perawatan intensif.
Kematian cacar monyet pertama di Amerika terjadi kurang dari seminggu setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah yang menyebar dengan cepat sebagai darurat kesehatan global, tingkat kewaspadaan tertinggi.
Di Spanyol, pihak berwenang tidak segera merilis rincian orang yang meninggal karena cacar monyet.
WHO sejauh ini melaporkan hanya lima kematian cacar monyet yang dikonfirmasi, semuanya di Afrika.
Brasil, bersama dengan Amerika Serikat dan Kanada, adalah salah satu negara yang paling terpengaruh oleh cacar monyet di Amerika, di mana lebih dari 5.000 kasus telah dilaporkan hingga saat ini, menurut Organisasi Kesehatan Pan Amerika (Paho).
Negara Amerika Selatan itu melaporkan 1.066 kasus yang dikonfirmasi dan 513 dugaan kasus penyakit itu, sebagian besar (744) di negara bagian Sao Paulo, kata Kementerian Kesehatan.
Lebih dari 98 persen kasus yang dikonfirmasi di negara itu adalah pria yang berhubungan seks dengan pria, dengan usia rata-rata 33 tahun, menurut data kementerian.
Paho mengatakan dalam konferensi pers minggu ini bahwa hampir semua kasus telah dilaporkan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria berusia antara 25 dan 45 tahun, tetapi memperingatkan bahwa siapa pun bisa terkena penyakit ini terlepas dari jenis kelamin atau orientasi seksual mereka.