Kyiv (AFP) – Pemantau dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) pada Senin (21 Februari) melaporkan lebih dari 3.000 pelanggaran gencatan senjata baru di Ukraina timur, tertinggi untuk tahun ini.
Laporan itu mencerminkan lonjakan tajam dalam kekerasan yang mendahului keputusan Presiden Vladimir Putin untuk memerintahkan pasukan Rusia ke dua wilayah pemberontak yang didukung Moskow yang ia akui merdeka pada hari sebelumnya.
“Sangat penting bahwa keputusan hari ini tidak akan mengarah pada aksi militer baru dan pertumpahan darah,” kata Mikko Kinnunen, ketua OSCE di Ukraina, dalam sebuah pernyataan.
Dalam laporan harian berdasarkan informasi yang diterima pada Minggu malam, badan keamanan pan-Eropa melaporkan 2.158 pelanggaran baru di wilayah Donetsk dan 1.073 lainnya di negara tetangga Luhansk.
Para pemantau melaporkan bentrokan berat menyebar di garis depan yang memisahkan pasukan pemberontak dari pasukan pemerintah di wilayah Donetsk dan Luhansk timur.
Konflik delapan tahun di kawasan industri yang sebagian besar berbahasa Rusia telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa, pecah setelah dua wilayah memberontak atas revolusi pro-Uni Eropa 2014 di Kyiv.