Manila (ANTARA) – Departemen Pertanian Filipina mengatakan pada Selasa (22 Februari) bahwa pihaknya baru-baru ini mendeteksi wabah flu burung di beberapa peternakan bebek dan puyuh di dekat ibu kota, setelah menyingkirkan penyakit itu lebih dari setahun yang lalu.
Kasus terbaru melibatkan strain H5N1, bukan strain H5N6 yang ditemukan selama wabah dalam beberapa tahun terakhir, meskipun keduanya diklasifikasikan sebagai sangat patogen.
Pada Januari 2021, departemen mengumumkan negara Asia Tenggara itu bebas dari virus H5N6, mengutip deklarasi oleh Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan.
Kasus pertama infeksi H5N1 ditemukan bulan lalu di provinsi Bulacan dan Pampanga, rumah bagi beberapa bisnis unggas.
Kasus tambahan tercatat awal bulan ini, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.
Namun, strain tersebut belum ditemukan pada ayam dan kalkun, menurut Reildrin Morales, direktur Biro Industri Hewan departemen.
Morales mengatakan otoritas veteriner kota telah segera memusnahkan semua burung di peternakan puyuh dan bebek yang terkena dampak.
Zona karantina telah didirikan di sekitar peternakan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran virus dan risiko penularan ke manusia, katanya.
Menteri Pertanian William Dar, bagaimanapun, meyakinkan masyarakat bahwa risiko bagi manusia untuk menangkap virus H5N1 “sangat rendah”.